Makassar (19/08) – Ketua DPW LDII Provinsi Sulawesi Selatan Dr Ir H Abri MP didampingi Wakil Ketua Mukhtar Mannan SH, menghadiri undangan seminar yang digelar Majelis Ulama Indonesia Sulsel dan Bank Syariah Indonesia bertajuk “Khodam dan Eksistensinya Dalam Islam” di Aula Masjid Al Markaz Al Islami Makasar pada Senin, (19/7/2024).
Abri mengapresiasi penyelenggaraan seminar Khodam dan Eksistensinya Dalam Islam, yang saat ini ramai di perbincangkan di media sosial. Ia mengungkapkan bahwa pengertian Khodam dalam bahasa arab memiliki arti umum yaitu pembantu, penjaga, atau pengawal, namun dengan berkembangnya jaman, istilah khodam dianggap mistis.
“Khodam dapat berwujud ghaib seperti hewan, monster bahkan menyerupai manusia. Banyak orang beranggapan khodam merupakan bagian dari diri manusia entah bawaan lahir, ilmu turunan leluhur, bakat alami atau melakukan prosesi tertentu untuk melakukan kontrak atau perjanjian dengan bangsa jin,” katanya.
Ia menjelaskan, khodam juga dipercaya dapat membentuk kepribadian seseorang, namun bagi orang-orang yang beriman hal tersebut merupakan tipuan setan untuk merusak keimanan seseorang, yang bersifat syirik atau menyekutukan Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran surah Az Zumar ayat 38:
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?,” Niscaya mereka menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?” Katakanlah, “Cukuplah Allah bagiku.” Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri,”
Kesepakatan para ulama adalah, jika seseorang mempercayai kekuatan selain Allah termasuk membuat, memiliki, jimat/khodam untuk tujuan-tujuan seperti penglarisan, kecantikan, kekebalan, dan lain-lain termasuk dalam perbuatan syirik atau menyekutukan Allah. Dalam Islam, syirik merupakan dosa terbesar yang tidak akan diampuni jika tidak ditobati (jidin/lines)